Skip to main content

Tesla Model Y Versi Terbaru Diperkenalkan di China

JAKARTA - Pabrikan mobil Amerika Serikat, Tesla, pada Minggu (1/10) merilis versi terbaru dari Model Y di China, dengan perubahan minor pada tampilan luar dan interior kendaraan tersebut.


Perubahan tersebut mencakup desain roda yang baru, sesuai dengan unggahan yang dibagikan oleh akun WeChat resmi Tesla.

Reuters pada Minggu (1/10) waktu setempat menyebutkan bahwa harga awal Model Y di China, yang merupakan mobil terlaris global perusahaan, tetap tidak berubah, yakni sebesar 263.900 yuan (sekitar Rp560 juta).

Pada awal September, Tesla memperkenalkan Model 3 yang telah diubah tampilannya dengan jangkauan berkendara yang lebih jauh, yang diproduksi di pabrik Shanghai, di China dan pasar ekspor lainnya.

Menurut situs web Tesla di Tiongkok, dikutip dari The Verge, (Senin), Model Y sekarang bisa menempuh jarak 0 hingga 100km/jam dalam waktu 5.9 detik, yang dicatat oleh Bloomberg dalam sebuah laporan sebagai sedikit lebih cepat dari sebelumnya.

Mobil ini dilengkapi dengan desain roda yang baru dan strip pencahayaan LED ambient di dasbor, seperti yang ada pada Model 3 yang telah diperbarui.

Pangkas Harga

Agustus lalu,Tesla Inc mengumumkan adanya pengkasan harga Model Y di China yang berlaku mulai 14 Agustus 2023.

Dalam pemberitahuannya, pada Senin (14/8/2023), Tesla menurunkan harga awal kedua Model Y sebesar 14.000 yuan (1.934,58 dolar AS). Harga awal Model Y Long Range turun 4,5 persen menjadi 299.900 yuan dan harga awal Model Y Performance sekarang menjadi 349.900 yuan, turun 3,8 persen, dilansir Reuters.

Dalam pengumuman yang sama, Tesla juga mengatakan akan menawarkan subsidi asuransi di China sebesar 8.000 yuan untuk pembeli Model 3 versi entry-level, penggerak roda belakang dari kendaraan inventaris Model 3 antara 14 Agustus dan 30 September.

Bulan lalu CEO Tesla Elon Musk mengatakan kemungkinan pemotongan harga lebih lanjut, bahkan jika itu menekan margin perusahaan.

Tesla telah memangkas harga beberapa kali di Amerika Serikat, China, dan pasar lain sejak akhir tahun lalu dan meningkatkan diskon serta memberikan insentif lain untuk mengurangi inventaris, mencoba melindungi diri dari persaingan dan ketidakpastian ekonomi.(Ant/Republika/009)