Skip to main content

Arogan Suka Gebrak Meja, Kepsek SMAN 15 Kota Bekasi Diusir dari Sekolah

SMAN 15 Bantargebang, Kota Bekasi. -IST-

KESABARAN warga Ciketing Udik dan sekitarnya habis. Lewat spanduk Kepala Sekolah SMA Negeri 15 Bantargebang Kota Bekasi itu diusir dari SMAN 15. Warga tak sudi Ibu Kepsek yang suka disapa Bu “E” ini muncul lagi di sekolah itu karena kelakuannya dinilai sangat keterlaluan. Suka menggebrak meja dan menyulitkan warga sekitar dengan beban biaya sekolah yang bikin warga sulit membayarnya.

Perintah Gubernur Jabar Ridwan Kamil untuk menindak segala tindak pungli dan permainan PPDB pun seperti tak didengar pengurus sekolah ini.

“USIR..... KEPALA SEKOLAH SMAN 15 KOTA BEKASI YANG AROGAN (GEBRAK MEJA)” begitu bunyi spanduk yang terpampang di pagar pintu masuk sekolah itu, Selasa (18/7/2023).

Warga sekitar sudah lama memendam kekecewaan terhadap pimpinan sekolah yang dinilai warga sekitar sebagai pendidik yang tidak terdidik itu.

Kekesalan warga makin memuncak setelah melihat pihak sekolah terlalu komersial, layaknya sekolah swasta yang semuanya mengandalkan iuran dari orangtua siswa. Hal ini menyusul penetapan biaya masuk sekolah yang tinggi dan dinilai menyulitkan warga sekitar yang mayoritas masyarakat pemulung -- yang buat biaya hidup sehari-hari saja berat.

“TANAH DAN GEDUNG INI MILIK ORANG BANTARGEBANG. BUKAN PROVINSI (JAWA BARAT)” ungkap warga sekitar mengingatkan lewat spanduk kedua yang terpampang di pintu masuk SMAN 15 di Jl. H. Open Kel. Ciketingudik, Bantargebang, Kota Bekasi.

Untuk diketahui bersama, tanah dan bangunan gedung SMAN 15 didanai oleh bantuan Pemprov DKI Jakarta kepada Pemkot Bekasi sebagai kompensasi TPA Bantargebang.

Kepsek SMAN 15  ternyata tak hanya dikenal arogan kepada siswa dan orang tua siswa sekitar sekolah. Seorang guru yang pernah berhubungan dengan sekolah itu mengaku pernah dibuat kesal gara-gara surat pindah tempat mengajar yang diminta ternyata malah dirobek-robek di depan mata kepalanya sendiri.

“Saya bingung orang seperti itu kok jadi pendidik di SMA. Jadi Kepsek pula,” tutur guru yang sekarang mengajar di tempat lain dalam pesan singkatnya ke redaksi.

Apa yang terjadi di SMAN 15 kini jadi viral lewat WAG guru-guru di Kota Bekasi dan Kab Bekasi.

Kuat dugaan, kekecewaan warga sekitar juga terkait dengan dugaan banyaknya ‘permainan’ dalam prosese PPDB di sekolah itu.

Kepsek yang akrab disapa ‘Bu Eko’ itu tak menjawab telepon untuk dikonfirmasi, Selasa )18/7). Bahkan, sejumlah pertanyaan lewat chatting WA pun hanya dijawab singkat, “Mohon maaf saya baru dengar berita ini. Jadi, saya tidak tahu masalah ini. Sekali lagi mohon maaf,” katanya lewat pesan WA.

Dalam data pokok kependidikan (Dapodik) SMAN 15 Kota Bekasi hanya tercantum akreditasi sekolah dengan nama kepala sekolah Khomsatun Rokhyati dan operator sekolah bernama Ricky Nofiana. Data-data lain sekolah mulai dari jumlah siswa, jumlah rombel, jumlah guru, dan lainnya di-nol-kan.

Informasi yang didapat redaksi media ini, SMAN 15 merupakan kelas jauh dari SMAN 2 Kota Bekasi.

Dengan data yang superhemat itu, sulit bagi masyarakat untuk menilai sekolah itu transparan dan akuntabel. Bahkan, bisa jadi tudingan negatif warga sekitar yang kecewa tentang ‘banyaknya permainan’ PPDB itu bisa jadi cukup berdasar, karena data-data pokok pun tidak dipublikasikan secara online. (009)