Skip to main content

Gelandangan di California, Diguyur Ratusan Triliun Jumlahnya Justru Melonjak

NEGARA maju seperti Amerika Serikat tak lepas dari masalah gelandangan atau tunawisma. Berbagai upaya telah ditempuh, namun sejauh ini tak seluruhnya berjalan sesuai harapan.

Di negara bagian California, misalnya, pemerintah AS telah menghabiskan $17,5 miliar (sekitar Rp262 triliun) untuk mencoba memerangi tunawisma dalam waktu empat tahun terakhir. Alih-alih jumlah tuna wisma menurun, yang terjadi di lapangan angka gelandangan malah melonjak.

Di sana-sini tampak pemandangan para tunawisma itu mendirikan tenda dan gubuk-gubuk di pinggir jalan. Sebagian lagi menggunakan mobil rongsok ataupun kontainer bekas sebagai tempat berlindung di atas trotoar atau pinggir jalan yang kosong.

California kini merupakan negara bagian dengan angka pertambahan tunawisma tinggi. Lebih dari 170.000 orang di sini tak punya tempat tinggal alias tunawisma. Demikian catatan pemerintah federal 2018-2022.

“Masalahnya akan jauh lebih buruk, jika tidak ada intervensi dari pemerintah,” kata Jason Elliott, penasihat senior untuk tunawisma Gubernur Gavin Newsom, kepada CNN. “Dan bukan itu yang ingin didengar orang. Saya mengerti, kami memahami.”

Dengan $17,5 miliar dana bantuan, secara teoritis seharusnya dapat membayar sewa untuk setiap orang yang tidak memiliki rumah di California selama empat tahun tersebut, bahkan dengan biaya rumah yang tinggi.

“Itu reduktif… Mungkin itu akan berhasil untuk saya, karena saya tidak memiliki masalah perilaku yang signifikan,” kata Elliott. “Jika dua pertiga orang di jalanan saat ini mengalami gejala kesehatan mental, kami tidak dapat membayar sewa begitu saja.”

Sebuah studi menemukan sebagian besar tunawisma di California yang pada akhirnya memiliki rumah di California, menghilang. Ini sebuah persoalan yang menambah kerumitan pemerintah setempat.

Sebanyak $20,6 miliar telah dialokasikan hingga tahun 2024 untuk memerangi tunawisma. Hampir $ 4 miliar dikirim ke pemerintah daerah untuk dibelanjakan pada program anti-tunawisma. $3,7 miliar digunakan untuk program perumahan.

Sejauh ini 13.500 unit hunian telah selesai. “Tapi, itu tidak cukup,” kata Elliott. Tapi pencapaian itu bagaimanapun telah menunjukkan sebuah kemajuan yang berarti.

Selain harga sewa tempat tinggal yang mahal, belakangan kondisi diperparah oleh inflasi yang tinggi di negeri adidaya itu. Untuk menekan laju inflasi, bank sentral Federal Reserve terpaksa menaikkan suku bunga. Dampaknya, angsuran kredit rumah pun ikut meroket. (CNN/LATimes/009)